
Perempuan penyandang disabilitas di Indonesia menghadapi tantangan dalam mendapatkan layanan kesehatan reproduksi berkualitas karena diskriminasi, kemiskinan, dan aksesibilitas yang terbatas.
Sebanyak 13,6 juta penyandang disabilitas di Indonesia, dengan sekitar 51% perempuan, namun hanya 9,4% dari mereka yang memiliki akses ke layanan kesehatan reproduksi.
Hal ini meningkatkan resiko komplikasi kesehatan, kematian ibu dan bayi, serta pelanggaran hak asasi manusia. Puskesmas, sebagai fasilitas kesehatan terdekat, juga memiliki tantangan bagi perempuan disabilitas seperti tangga, pintu, dan interaksi petugas kesehatan.

Program SPARK dari HWDI bertujuan untuk meningkatkan akses kesehatan reproduksi perempuan disabilitas dengan melakukan survei di 6 provinsi dan 36 puskesmas.
Survey dilakukan untuk menilai ketersediaan akses puskesmas bagi penyandang disabilitas. Hasilnya perlu dikomunikasikan dengan pemeran penting terkait, khususnya dinas kesehatan di kabupaten. Hal ini penting agar dapat melakukan perbaikan layanan kesehatan dan menyusun rencana kerja. Diseminasi hasil survey juga diperlukan untuk memastikan terjadinya perbaikan layanan di puskesmas.
Tujuan kegiatan ini adalah memaparkan dan mendiskusikan temuan dari survey yang dilakukan di puskesmas. Hasil yang diharapkan termasuk peningkatan pemahaman dan penerimaan hasil survey, serta komitmen untuk perbaikan layanan puskesmas bagi penyandang disabilitas.
Yang mana hasilnya adalah dokumen ringkas CAP yang berisi rencana kerja, jangka waktu pelaksanaan, penanggungjawab kegiatan, serta kebutuhan sumber daya. Kegiatan ini akan dilaksanakan di beberapa daerah termasuk Kota Medan, Kota Bandung, Kota dan Kabupaten Kupang, Kabupaten Lombok Tengah, Kota Makassar, dan DKI Jakarta.
Comments