HWDI dan Kemdikbud Dorong Penguatan Hak serta Karakter Perempuan Disabilitas Muda

Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) menegaskan pentingnya pemahaman, keberanian bersuara, dan perlindungan bagi perempuan disabilitas muda. Melalui program Peningkatan Pemahaman dan Kesadaran Kritis Anak Muda Perempuan Disabilitas tentang Hak, Advokasi, dan Perlindungan Diri, HWDI berupaya menciptakan ruang aman yang inklusif sekaligus bermakna.

Ketua Umum HWDI menyampaikan bahwa perempuan disabilitas muda seringkali menghadapi tantangan ganda, baik karena usia maupun kondisi disabilitas yang dimiliki. Oleh karena itu, pemahaman mengenai hak serta kemampuan melakukan advokasi diri menjadi bekal penting agar mereka terlindungi dari diskriminasi dan kekerasan.

“Perempuan disabilitas muda berhak tahu, berhak bersuara, dan berhak terlindungi. HWDI hadir untuk memastikan bahwa mereka memiliki ruang dan kesempatan yang sama dalam mengekspresikan diri serta berpartisipasi aktif di masyarakat,” tegasnya.

Dalam kegiatan ini, HWDI juga menghadirkan narasumber yaitu pak Indra dari Pusat Penguatan Karakter Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah yang menekankan pentingnya penguatan karakter sejak usia muda, khususnya bagi kelompok rentan seperti perempuan disabilitas. Menurut perwakilan pusat tersebut, penguatan karakter menjadi landasan penting agar generasi muda perempuan disabilitas mampu menghadapi tantangan dengan percaya diri dan tetap terlindungi.

Melalui kegiatan ini, HWDI mengajak anak muda perempuan disabilitas untuk lebih kritis terhadap isu-isu yang menyangkut hak-haknya, sekaligus mendorong masyarakat luas untuk membuka ruang partisipasi yang setara. HWDI juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor agar tercipta ekosistem yang mendukung keberdayaan perempuan disabilitas.

Program ini diharapkan menjadi langkah nyata dalam membangun kesadaran kolektif, bahwa perlindungan dan pemberdayaan perempuan disabilitas muda bukan hanya kebutuhan, melainkan juga hak asasi yang wajib dihormati oleh semua pihak.